Kisah Kehidupan Abuya
Komputer ASKAF
Modem Fullspeed
Koneksi SmartFren
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuhu
Kemaren malam, pengasuh kita yang yang biasa dipanggil dengan panggilan Abuya menceritakan kisah masa lalunya. Terdengar sebagai kisah yang sangat mengharukan antara seorang hamba dan sang Ilahi. Ceritanya seperti ini :
Aku adalah seorang pengusaha yang sukses dimasa lalu. Tetapi dunia ini memang sudah seharusnya berputar, kebangkrutanpun aku alami dimasa itu. Hutang aku menggunung, dua rumahku dan investasinya sudah dipegang oleh bank, mungkin kira-kira jika disamakan dengan sekarang bisa sebesar 1Milyar Rupiah jumlah hutang saya. terbesit pertanyaan dihatiku "apakah aku akan menjadi gembel seterusnya, atau akan bertahan dan menemukan kebahagiaan yang aku dapatkan", berbagai cara pun telah kupikirkan untuk mengembalikan keadaan seperti dulu lagi. tetapi Alhamdulillah kutahu mana yang harus kudekati untuk mendapatkan yang saya cari. Mulai saat itu hingga sekarang, kudedikasikan kehidupanku untuk beribadah kepada Allah SWT. sholat jama'ah lima waktu, sholat malam, dzikir pagi dan petang pun kuistiqomahkan.
Suatu ketika, aku mendapatkan kabar dari pegawaiku bahwa gedung dan inventaris pada salah satu rumahku sedang terbakar, padahal aku akan menunaikan ibadah sholat dzuhur dimasjid ini (Ashabul Kahfi). Perasaan perpaduan antara kaget, sedih dan bahagia telah menyatu menjadi satu dihatiku ketika itu, kupikir sekali lagi, sekali lagi, dan akhirnya kupilih untuk menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim terlebih dahulu. Setelah sholat dzuhur, tak lupa kulantunkan dzikir dan do'a sebagai rangkaian ibadahku. "Ya Allah, kuserahkan segalanya kepada Engkau. jika ini bencana ini adalah kehendakmu, kuterima dengan tabah, Jika ini adalah ujianmu maka kuterima dengan senang hati, Jika ini adalah bala' darimu maka ampunilah aku", sepenggal dari rangkaian do'aku.
Aku pun sempatkan untuk melihat rumah saya yang sedang terbakar, memang sungguh tragis, gedung besar yang tinggi itupun bisa dilalap api hingga menghabiskan sebagian besar isi rumah. seperti do'aku tadi, kulantunkan lagi suatu kalimat keprcayaan dan keyakinan yang tertuju kepada Allah SWT yang mengatur seluruh kehidupanku.
sudah lama kejadian ini berlangsung, usahaku yang aku lakukan dari dulu lumayan bisa membuat perut keluargaku kenyang dan mempunyai beberapa uang untuk ditabung meskipun masih belum bisa untuk membayar hutan yang masih menggunung tersebut.
Suatu ketika ada seorang orang, ya sebut saja kenalanku yang berpangkat mayor. Dia bertamu kerumahku dan menawariku suatu tanah dengan harga 19 juta rupiah waktu itu, dia memang sedang memerlukan uang itu karena anaknya diterima sebagai pegawai negeri katanya. Baiklah, dengan kondisi aku mempunyai tabungan yang cukup untuk membantunya, ku niatkan untuk membantu atas dasar Lillahi Ta'ala.
Tanahpun kubeli, ku tak tahu mau diapakan tanah ini. Pasalnya tanah ditengah sawah dan tanah lapang didaerah sepi penduduk ini sungguh tidak setrategis. Tetapi, Allah telah membalas semua upaya yang kulakukan selama ini. Pemerintah membangun suatu jembatan besar yang membelah Sungai Brantas didaerah dinoyo - Malang sehingga dibuatlah jalan yang diberi nama Soekarno-Hatta.Jalan ini sangat ramai dan sungguh strategis karena merupakan jalur alternatif menuju surabaya dengan kondisi jalan yang bagus. Harga tanah disekitar jalan inipun otomatis naik drastis, dan ternyata tanah yang saya beli beberapa waktu lalu berada dipinggir Jalan Soekarno-Hatta tersebut, sungguh rahmat yang luar biasa sekali karena ketika ku jual tanah tersebut, bukan hanya untuk membayar hutangku, untuk menghajikan istriku 7 kali, mertuaku, dan untuk membuka usaha carwash masih sisa banyak.
Semua kesusahanku terhadap dunia telah lenyap dengan sendirinya karena aku mendekatkan diri kepada sang pengatur hidup dan sekarang saatnya saya terus meningkatkan ibadahku seperti sebelum kejadian tersebut.
Entah apa yang aku rasakan ketika aku tidak kembali ke Sang Maha Pencipta, membiarkan diriku berada didunia tanpa pegangan dan bantuan. Tetapi Alhamdulillah tak kusia siakan kesempatan dan tawaran yang Allah berikan kepadaku waktu itu untuk terus mendekatkan diri kepadanya.
Sepenggal cerita diatas semoga saja dapat menginspirasi dalam kehidupan kita, dimana, kemana dan apa yang harus kita tuju ketika kita tak tahu apa yang harus kita tuju. Mungkin cerita ini adalah awal dari Abuya untuk memberikan inspirasi, motivasi dan semangat kepada kita. Kita nantikan cerita Abuya yang lain. Ok, Akhirul Kalam.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuhu
Suatu ketika, aku mendapatkan kabar dari pegawaiku bahwa gedung dan inventaris pada salah satu rumahku sedang terbakar, padahal aku akan menunaikan ibadah sholat dzuhur dimasjid ini (Ashabul Kahfi). Perasaan perpaduan antara kaget, sedih dan bahagia telah menyatu menjadi satu dihatiku ketika itu, kupikir sekali lagi, sekali lagi, dan akhirnya kupilih untuk menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim terlebih dahulu. Setelah sholat dzuhur, tak lupa kulantunkan dzikir dan do'a sebagai rangkaian ibadahku. "Ya Allah, kuserahkan segalanya kepada Engkau. jika ini bencana ini adalah kehendakmu, kuterima dengan tabah, Jika ini adalah ujianmu maka kuterima dengan senang hati, Jika ini adalah bala' darimu maka ampunilah aku", sepenggal dari rangkaian do'aku.
Aku pun sempatkan untuk melihat rumah saya yang sedang terbakar, memang sungguh tragis, gedung besar yang tinggi itupun bisa dilalap api hingga menghabiskan sebagian besar isi rumah. seperti do'aku tadi, kulantunkan lagi suatu kalimat keprcayaan dan keyakinan yang tertuju kepada Allah SWT yang mengatur seluruh kehidupanku.
sudah lama kejadian ini berlangsung, usahaku yang aku lakukan dari dulu lumayan bisa membuat perut keluargaku kenyang dan mempunyai beberapa uang untuk ditabung meskipun masih belum bisa untuk membayar hutan yang masih menggunung tersebut.
Suatu ketika ada seorang orang, ya sebut saja kenalanku yang berpangkat mayor. Dia bertamu kerumahku dan menawariku suatu tanah dengan harga 19 juta rupiah waktu itu, dia memang sedang memerlukan uang itu karena anaknya diterima sebagai pegawai negeri katanya. Baiklah, dengan kondisi aku mempunyai tabungan yang cukup untuk membantunya, ku niatkan untuk membantu atas dasar Lillahi Ta'ala.
Tanahpun kubeli, ku tak tahu mau diapakan tanah ini. Pasalnya tanah ditengah sawah dan tanah lapang didaerah sepi penduduk ini sungguh tidak setrategis. Tetapi, Allah telah membalas semua upaya yang kulakukan selama ini. Pemerintah membangun suatu jembatan besar yang membelah Sungai Brantas didaerah dinoyo - Malang sehingga dibuatlah jalan yang diberi nama Soekarno-Hatta.Jalan ini sangat ramai dan sungguh strategis karena merupakan jalur alternatif menuju surabaya dengan kondisi jalan yang bagus. Harga tanah disekitar jalan inipun otomatis naik drastis, dan ternyata tanah yang saya beli beberapa waktu lalu berada dipinggir Jalan Soekarno-Hatta tersebut, sungguh rahmat yang luar biasa sekali karena ketika ku jual tanah tersebut, bukan hanya untuk membayar hutangku, untuk menghajikan istriku 7 kali, mertuaku, dan untuk membuka usaha carwash masih sisa banyak.
Semua kesusahanku terhadap dunia telah lenyap dengan sendirinya karena aku mendekatkan diri kepada sang pengatur hidup dan sekarang saatnya saya terus meningkatkan ibadahku seperti sebelum kejadian tersebut.
Entah apa yang aku rasakan ketika aku tidak kembali ke Sang Maha Pencipta, membiarkan diriku berada didunia tanpa pegangan dan bantuan. Tetapi Alhamdulillah tak kusia siakan kesempatan dan tawaran yang Allah berikan kepadaku waktu itu untuk terus mendekatkan diri kepadanya.
Sepenggal cerita diatas semoga saja dapat menginspirasi dalam kehidupan kita, dimana, kemana dan apa yang harus kita tuju ketika kita tak tahu apa yang harus kita tuju. Mungkin cerita ini adalah awal dari Abuya untuk memberikan inspirasi, motivasi dan semangat kepada kita. Kita nantikan cerita Abuya yang lain. Ok, Akhirul Kalam.
Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuhu
Komentar